goleki ning kene

Minggu, 03 Maret 2013

Dunia Remaja Penuh Suka atau Bahaya?

Dunia Remaja Penuh Suka atau Bahaya?


Remaja?
Remaja memiliki pengertian sifat muda atau mulai dewasa. Maksudnya peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Usianya sekitar 10-14 tahun (remaja awal) dan 15-20 tahun (remaja akhir). Usia remaja merupakan usia emas dalam fase kehidupan. Di usia ini mulai terjadi perkembangan dari segi fisik dan psikisnya.
Perkembangan fisik remaja ditandai dengan perubahan bentuk yang mulai tampak. Misalnya untuk wanita ditandai dengan tumbuhnya payudara dan mengalami menstruasi sebagai pertanda bahwa sistim reproduksinya sudah mulai aktif. Bagi laki-laki perubahannya terletak pada suara yang membesar, otot mulai terlihat dan kekar, serta fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosteron. Munculnya jakun di kerongkongan juga akan dialami bagi setiap laki-laki terutama setelah dikhitan. Perubahan ini terjadi saat mulainya masa pubertas hingga anak-anak telah dinyatakan sebagai remaja.
Selain fisik, perkembangan remaja juga terjadi pada psikisnya. Banyak perubahan sikap dan pola pikir remaja. Hal inilah yang akan menjadi permasalahan serius bagi remaja dan lingkungannya. Ada sisi baik sekaligus menyimpang jika perubahan ini tidak terkendali. Masa remaja merupakan masa untuk mencari jati diri. Ketergantungan terhadap orang tua sudah mulai luntur. Mereka lebih percaya terhadap lingkungannya. Kedekatan dan loyalitas terhadap kelompoknya akan mengurangi kedekatan dengan orang tua. Selain itu, remaja juga memiliki tingkatan emosi yang tinggi. Sifat ambisius dan optimis sudah melekat pada setiap diri remaja. Bahkan tingkatan emosi yang berlebihan akan mengakibatkan emosi tak terkendali sehingga bisa menimbulkan perselisihan di antara mereka. Hal ini karena mereka cenderung sensitif dan labil. Mereka menganggap bahwa mereka lebih baik dari yang lain.. Sifat-sifat inilah yang perlu dicermati karena bisa mengarah ke perbuatan yang positif dan negatif.

Remaja itu Positif atau Negatif?
Darah muda darahnya para remaja, yang selalu merasa gagah dan tak pernah mau mengalah. Masa muda masa yang berapi-api dan maunya menang sendiri walau kalah tak peduli. Itulah cuplikan lirik lagu yang menggambarkan masa remaja terutama psikisnya. Artinya masa remaja merupakan masa-masa yang penuh pengawasan. Jika tidak diawasi dan dikendalkan dampaknya akan buruk tidak hanya bagi remaja iersebut tapi juga bagi lingkungan sekitar. Ibarat alur cerita masa remaja merupakan fase menuju konflik (mulai terjadinya konflik).
Ada sebuah ungkapan, kecil dimanja-manja, remaja foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga. Masa remaja merupakan masa foya-foya. Tak ada kamus menderita dalam remaja. Semua dilalui dengan gembira sehingga terkesan semau gue. Hal inilah yang bisa membawa para remaja menuju masalahnya yaitu tawuran, mengonsumsi obat-obat terlarang, free sex, dan perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya. Bagi sebagian remaja hal itu seperti sebuah “tradisi“ yang harus dilestarikan karena sudah melekat pada diri mereka.
Namun, tidak semua remaja yang memiliki sifat negatif. Masa yang berapi-api tidak hanya menghasilkan emosi tetapi juga prestasi, mulai lingkup lokal hingga ajang internasional. Banyak remaja khususnya remaja Indonesia yang menorehkan karya dan mengharumkan nama bangsa. Contoh yang terbaru yaitu menggeliatnya para remaja di SMK yang berlomba membuat produk transportasi mulai dari mobil hingga pesawat. Selain itu kalungan medali emas tak penah lepas dari para remaja yang juara di berbagai olimpiade ilmu pengetahuan di level internasional. Itulah remaja, masa-masa yang terdapat dua sisi.

Remaja = Sekolah
Dunia remaja dan dunia sekolah seperti tak terpisahkan. Namanya remaja harus sekolah dan sekolah isinya penuh remaja. Meskipun ada juga remaja yang tidak sekolah karena biaya. Intinya usia remaja sama dengan usia sekolah. Peran sekolah untuk mengembangkan para remaja sangat penting. Ibarat pewayangan, sekolah sebagai kawah candradimukanya yaitu tempat untuk mengolah agar siswa remaja bisa memiliki potensi dan prestasi.
Fungsi sekolah sebagai tempat untuk melatih siswa bersosialisasi dan mengembangkan pola pikir. Iinterkasi teman sebaya juga banyak terjadi di rumah karena lebih dari separuh waktunya dihabiskan di sekolah. Seragam sekolah lebih sering melekat di tubuhnya dan menjadi ciri khas sekaligus kebanggaan remaja. Interaksi dengan teman sekolah tak jarang menciptakan sebuah komunitas. Remaja sangat bangga dengan komunitas. Kebanggaan yang berlebihan inilah yang rawan menimbulkan konflik. Contoh konkritnya adalah tawuran antar pelajar yang ditimbulkan karena masalah sepele atau saling ejek. Remaja sangat rentan emosi. Bila temannya satu kominitas diejek maka yang lainnya akan ikut tersinggung.
Selain menemukan komunitas, sekolah juga sebagai tempat mengembangkan pola pikir di bidang kreativitas dan akademik. Di bidang kreativitas, contoh konkritnya yaitu acara yang diadakan SMA Negeri 8 Malang melalui kegiatan untuk memperingati HUT Smanrihasta.  Berbagai perlombaan untuk mengembangkan potensi remaja diadakan. Mulai dari bidang bahasa, olahraga, seni, dan kreativitas yang lain. Semua yang terlibat di sini adalah remaja. Mulai dari panitia lomba hingga peserta lomba juga dari kalangan remaja berbagai sekolah.  Kegitan-kegiatan seperti inilah yang bisa menjadi wahana bagi remaja untuk mengembangkan kreativitasnya dalam hal yang positif.
Banyak prestasi yang diukir remaja juga melalui sekolah. Mulai dari prestasi akademik dan nonakademik. Sering juga remaja mengharumkan nama bangsa melalui prestasinya di bidang olimpiade ilmu pengetahuan. Tak jarang juga remaja membuat prestasi yang membanggakan sekolah malalui olahraga. Selain itu, yang lebih membanggakan lagi adalah remaja SMK yang biasanya identik dengan tawuran bisa menciptakan produk skala nasional, yaitu mobil dan pesawat SMK.
Dari beberapa hal di atas, sekolah ternyata tempat yang sangat tepat bagi remaja untuk mengembangkan segala potensi dirinya. Sangat janggal bila remaja tidak sekolah. Semangat bersekolah harus ditanamkan bagi setiap remaja. Ayo sekolah!


Remaja 2013 itu… .
1.      Beriman dan bertaqwa
Ternyata kiamat tidak jadi. Nah, ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kalian untuk sebegar bertaubat kepada Tuhan karena kalian telah diberi kesempatan kedua untuk hidup lebih baik.
2.      Sayang orang tua
Kalau kita mengalami musibah, siapa orang pertama meneteskan air mata?
Teman dekat? (pasti menjauh dan cari teman yang bahagia)
Pacar? (gak mungkin, mending dia cari gebetan baru biar gak repot)
Jawabannya adalah orang tua. Merakalah yang masih rela menolong anaknya meski sering kita anggap kolot, diktator, kuno, tak peduli, dll. Sebelum kalian jadi “batu” kembalilah ke pangkuan orang tua
3.      Kritis tapi gak egois
Remaja harus kritis untuk memberikan masukan dan solusi setiap permasalahan. Ini menandakan perkembangan pola pikir. Namun, jangan memaksakan diri jika ingin memberi saran.
4.      Hidup sehat hindari maksiat
Hidup teratur, banyak istirahat, banyak olahraga, dan banyak aktivitas yang berguna akan menghindarkan kalian ke jalan maksiat
5.      Meski gaptek tapi intelek.
Mengikuti perkembangan teknologi nggak harus memiliki terutama alat kmunikasi. Nggak punya BB bukan berarti kita nggak punya HP kan. Cukup pengetahuan luas dan cerdas yang harus dimiliki.
6.      Meski kuper jangan minder
Dianggap nggak gaul? Tenang saja. Apa sih ukuran gaul? Lebih percaya diri menciptakan pergaulan yang positif.
7.      Anti anarki sosial tinggi
Menyelesaikan masalah ndak harus dengan anarki. Utamakan sikap saling menghargai dan jiwa sosial yang tinggi.
8.      Anti galau
Hari gini masih galau? Nggak jamannya bro. Masalah memang selalu melanda tapi tidak harus disikapi dengan menyerah dan pasrah sehingga kita kalah oleh perasaan. Masa manusia kalah sama provider yang ada anti galaunya?
9.      Anti narkoba
Kalau ini harus serius. Jangan dekat apa lagi nyoba yang namanya narkoba. Ini bukan menyelasaikan masalah tapi nambah masalah.
10.  Anti virus
Nggak cuma virus HIV, tapi juga virus kecil-kecil seperti virus malas, virus alay, dan virus Korea. Wajib menjadi pribadi yang rajin, tegas, dan memiliki jati diri. Jangan hanya jadi pengikut tapi juga harus jadi pelopor.
11.  Berprestasi
Meski berat tapi bukan mustahil. Hidup harus punya tujuan dan target. Banyak peluang untuk bisa berprestasi. Mulai dari bidang pengetahuan, keterampilan, komunitas, atau olahraga. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar